Indonesia - Raden Ajeng Kartini tentunya akan bangga melihat usahnya dalam meningkatkan taraf hidup wanita cukup berhasil di era reformasi sekarang ini.
Hari ini, dia akan sangat bangga dengan wanita Indonesia, yang tidak hanya menyamakan langkah dengan pria di semua bidang tetapi beberapa bahkan meninggalkan rekan-rekan pria mereka jauh di belakang.
Dari urusan kamar hingga dapur, menyembuhkan penyakit hingga membangun jembatan, para wanita pekerja telah membuat kehadiran mereka terasa dalam berbagai dimensi. Dengan peran yang beragam sebagai wirausaha atau pemimpin, wanita pekerja benar-benar melakukan keadilan pada segla bidang.
Kita setuju bahwa menyeimbangkan urusan rumah dan kantor tidak mudah dan tidak diragukan lagi itu mungkin membuat banyak wanita yang bekerja menjadi lelah.
Tetapi ada berita baik untuk semua wanita yang bekerja, menurut sebuah penelitian baru-baru ini, wanita yang terus-menerus bekerja selama tahun-tahun primanya, mereka akan nikmati kesehatan dan kebahagiaan yang lebih baik begitu mereka mencapai usia ketika mereka harus pensiun dari pekerjaan.
Menurut penelitian yang dilakukan di Institut Max Planck untuk Penelitian Demografi di Jerman, wanita yang bekerja tidak hanya menikmati kesehatan yang lebih baik setelah mereka pensiun dari pekerjaan, tetapi mereka juga tahan terhadap depresi dibandingkan dengan rekan yang tidak bekerja.
Laporan penelitian ini diterbitkan dalam jurnal Demography di mana ilmuwan riset Jennifer Caputo dikutip mengatakan, “Banyak wanita dalam penelitian ini pergi untuk bekerja di bidang yang berstatus rendah atau secara tradisional didominasi oleh pria. Mungkin secara khusus mengatakan bahwa meskipun dalam kondisi yang kurang adil ini, mereka lebih sehat di kemudian hari daripada wanita yang tidak bekerja di luar rumah.” Demikian yang dilansir Times of India.
Penelitian ini juga menganalisis pengaruh pengalaman negatif yang konsisten pada wanita yang bekerja dan itu tidak mengejutkan ketika para peneliti menyimpulkan bahwa hal itu berdampak buruk pada kesehatan wanita.
Selain itu, wanita yang menjadi sasaran diskriminasi di tempat kerja mengatakan bahwa mereka kurang menikmati kepuasan kerja, tidak merasa berkomitmen pada pekerjaan mereka dan kesehatan fisik dan mental mereka juga memburuk seiring bertambahnya usia.[BM]
Foto: YouTube |
Dari urusan kamar hingga dapur, menyembuhkan penyakit hingga membangun jembatan, para wanita pekerja telah membuat kehadiran mereka terasa dalam berbagai dimensi. Dengan peran yang beragam sebagai wirausaha atau pemimpin, wanita pekerja benar-benar melakukan keadilan pada segla bidang.
Kita setuju bahwa menyeimbangkan urusan rumah dan kantor tidak mudah dan tidak diragukan lagi itu mungkin membuat banyak wanita yang bekerja menjadi lelah.
Tetapi ada berita baik untuk semua wanita yang bekerja, menurut sebuah penelitian baru-baru ini, wanita yang terus-menerus bekerja selama tahun-tahun primanya, mereka akan nikmati kesehatan dan kebahagiaan yang lebih baik begitu mereka mencapai usia ketika mereka harus pensiun dari pekerjaan.
Menurut penelitian yang dilakukan di Institut Max Planck untuk Penelitian Demografi di Jerman, wanita yang bekerja tidak hanya menikmati kesehatan yang lebih baik setelah mereka pensiun dari pekerjaan, tetapi mereka juga tahan terhadap depresi dibandingkan dengan rekan yang tidak bekerja.
Laporan penelitian ini diterbitkan dalam jurnal Demography di mana ilmuwan riset Jennifer Caputo dikutip mengatakan, “Banyak wanita dalam penelitian ini pergi untuk bekerja di bidang yang berstatus rendah atau secara tradisional didominasi oleh pria. Mungkin secara khusus mengatakan bahwa meskipun dalam kondisi yang kurang adil ini, mereka lebih sehat di kemudian hari daripada wanita yang tidak bekerja di luar rumah.” Demikian yang dilansir Times of India.
Penelitian ini juga menganalisis pengaruh pengalaman negatif yang konsisten pada wanita yang bekerja dan itu tidak mengejutkan ketika para peneliti menyimpulkan bahwa hal itu berdampak buruk pada kesehatan wanita.
Selain itu, wanita yang menjadi sasaran diskriminasi di tempat kerja mengatakan bahwa mereka kurang menikmati kepuasan kerja, tidak merasa berkomitmen pada pekerjaan mereka dan kesehatan fisik dan mental mereka juga memburuk seiring bertambahnya usia.[BM]